1st Experience
1st Experience
Hari ini aku bangun tidur kesiangan. Tak
seperti biasanya, aku bangun tidur sekitar pukul 06.10 WIB, dan biasanya aku
bangun tidur sekitar pukul 04.50 WIB. Rencananya hari ini aku mau pergi ke
sekolah, karna disuruh kumpul organisasi
( MPK { Majlis perwakilan kelas } ) pukul 09.00 WIB bareng sama OSIS, akupun pergi kesekolah pukul 09.15
WIB dengan terburu-buru khawatir takut terlambat. Ehhh ternyata baru sebagian
saja yang datang (‘biasa ngaret ! hehe’) .
Kira-kira pukul 09.30 WIB rapat dimulia,
semua anggota OSIS dan MPK telah kumpul kemudian kami masuk ke ruang
perpustakaan, kami disana memperhatikan 2 orang guru yang sedang memberikan
pengarahan kepada pengurus OSIS untuk PPDB
(Penerimaan Peserta Didik Baru ) yang jalur umum. Setelah itu selesai,
kami ( anggota MPK ) hanya diam saja karena rapat yang pukul 09.30 WIB itu
hanya untuk pengurus OSIS saja, sedangkan rapat OSIS dan MPK pukul 11.30 WIB.
Aku dan temanku nunggu rapat itu lama banget, alhasil nenekku nelpon dan nyuruh
aku untuk segera pulang ke rumah karna nenekku mau pergi berziarah ke luar kota
selama 5 hari.
Dan akupun memutuskan untuk pulang ke rumah dan
tidak ikut rapat. Sesampainya di rumah nenekku bertanya :
Nenek
: “tan mau liburan ke Sukabumi kapan ?”
Aku
: “Gatau besok gatau sekarang”
Nenek
: “Kalo mau sekarang berangkatnya nanti jam
13.00 naik bis yang langsung jurusan
Sukabumi aja “ (saran
nenekku)
Aku
: “Yaudah mau sekarang aja” (tanpa pikir panjang aku langsung mengambil
keputusan itu)
Akupun langsung packing baju buat di
Sukabumi, setelah semuanya salesai, aku diantar kakakku sebenarnya sih bukan
kakak kandung tapi anaknya tante aku
karna aku gak punya kakak kandung alias anak sulung (ga ada yang nanya XD hehe ).
Oke lupakan itu. Aku diantar ke
terminal, ketika disana kakakku nanya ke satpamnya nanyain kalo bus jurusan Sumedang – Sukabumi masih ada atau engga. Alhasil bus
itu ternyata gak ada, paling kalo ada juga besok malam. Tapi disana kakakku
punya kenalan yaitu kendek bus yang jurusan Sumedang – Jakarta. Akupun dititipkan kepada beliau,
sebut saja namanya si Abah yang berkumis baplang dan postur tubuhnya yang tinggi besar.
Akhirnya akupun naik bus itu dari Sumedang
sampai Cileunyi. Ketika aku naik bus tersebut, semua jok didalam bus itu penuh
oleh penumpang lain, tetapi untung saja masih ada jok kecil dibawah. Akupun
duduk dijok kecil itu, meskipun dengan rasa malu dan sedih juga karena ini
adalah pengalaman pertama aku naik bis sendirian, bawa tas besar satu tas
gendong satu, duduk di jok bawah. Arrrrrrggghhh, rasanya tuh udah pengen nangis
aja waktu itu, setelah dipikir-pikir malu dong kalo sampai nangis. Tapi sudah
tanggung aku duduk disitu tanpa memikirkan rasa malu itu.
Ditengah
perjalanan ke Cileunyi ada seorang lelaki naik bus ini, lelaki itu sepertinya kebingungan mau duduk
dimana karena semua jok bis itu penuh.
Akhirnya lelaki itu duduk disebelah aku di bawah deket jok paling
belakang, ( ehh ga belakang-belakang banget sih, emmmh kira-kira jok kedua dari
belakang ).
Lalu, aku lihat si lelaki itu dimintai ongkos
sama kendek bus tersebut, aku terheran-heran (“Kenapa aku ga dimintai ongkos ? apa karena
aku sodaranya sodara aku yang pernah kerja di bus ini ?”) tanyaku pada diriku sendiri. Ya akhirnya
akupun mengambil sisi positifnya dan bersyukur meskipun duduk di jok bawah,
maklum gretongan (gratisan maksudnya :D
), oke jangan pikirkan yang gretongan ( Hahahan :v ).
Lanjut perjalanan menuju Cileunyi hampir
sampai, akupun besiap-siap turun dari bus itu, akhirnya akupun sampai di
Cileunyi dan langsung turun dari bus itu. Saat turun dari bis itu akupun ga
lupa berterimakasih sama kendektur atau si Abah itu.
Setelah turun dari bus tersebut, akupun
langsung naik bus yang lain yang sudah ada dipinggir jalan dekat tol Cileunyi.
Tanpa panjang lebar aku langsung naik bus jurusan Garut – Ciawi dan langsung
masuk kedalam bus tersebut dan nyari jok
kosong, tak lama kemudian aku menemukan jok yang untuk dua orang, di jok tersebut
baru terisi satu orang dan akhirnya akupun memutuskan untuk duduk disebelah jok
yang terisi itu. Jok yang terisi itu kebetulan penumpangnya seorag lelaki yang
lumayan ganteng, tapi tetep gantengan pacar aku
( cieeeeeee :D #AHAY ).
Lelaki
itu kira-kira usia 23 tahunan lah, ia orangnya baik banget, kami berduapun
berbincang-bincang sampai tak terasa
dari Cileunyi ke Padalarang hampir sampai, akupun memberhentikan perbincangan
kami karena sudah hampir sampai ke Padalarang dan akupun harus siap-siap turun
dari bis ini, akupun langsung pindah duduk ke jok paling depan dekat sopir bis
tersebut.
Aku
bertanya ke sopir tersebut kalo turun di Padalarang habis itu naik bus apa
untuk langsung jurusan ke Sukabumi ? Dan sopir itu menyarankan untuk turun di
Cianjur saja ( aku mikir sendiri kalo
turun di Cianjur nanti naik bis apa lagi ??? ). Disitu aku kebingungan banget
karena tidak tahu bus jurusan yang langsung ke Sukabumi dari Cianjur, tiba-tiba
ada seorang ibu-ibu yang bawa anak dua masih kecil-kecil menawari aku untuk
bareng dengan beliau saja karena kebetulan beliaupun akan ke Sukabumi.
Ibu-ibu tadi menawarinya begini “ Neng, ntar
bareng aja sama ibu turunnya di Cianjur terus nanti naik bus yang jurusan
Sukabumi “ tapa pikir panjang akupun
menyetujui tawaran si ibu-ibu tadi , dan langsung merasa lega karena
kebingunganku tadi terjawab sudah. Tadinya aku akan turun di Padalarang, tapi
tanggung sudah menerima tawaran si ibu tadi, jadi akupun batal untuk turun di
Padalarang dan tetap duduk di jok paling depan dekat sopir.
Sepanjang perjalanan menuju Cianjur aku
berfikir ini adalah hal yang menjadi pelajaran yang sangat berharga dan hal
yang menguji adrenalin aku, yang tadinya aku pemalu untuk bertanya kepada orang
yang gak kenal sama sekali sekarang harus berani nanya sana sini biar aku gak
ke sasar, terus yang tadinya aku gak berani naik bus sendirian sekarang harus
berani, yang tadinya ga berani duduk di jok
bus paling depan sekarang aku harus berani karena kan aku sendirian,
jadi harus dekat sopir bus untuk bertanya tentang bus jurusan menuju tempat
yang aku tuju.
Waktu terus berjalan,tak terasa waktu sudah
mulai sore hari aku bersama penumpang lain dalam bus ini terjebak macet di
daerah Padalarang. Alhasil aku kesorean untuk sampai ke Cianjur. Waktu menunjukkan pukul 17.15 WIB, aku baru
sampai perbatasan Bandung Barat – Cianjur gara-gara macet tadi lama sekali dan
kita sampai di Cianjur sekitar pukul 19.00 WIB.
Sebenarnya sih aku panik banget karena baru
pertama kali dari Sumedang ke Sukabumi sendirian alias tanpa keluarga terus
kemalaman untuk sampai ke Sukabumi, untung saja ada si Ibu tadi yang ngajak
bareng, jadi ga terlalu panik ( Alhamdulillah ).
Sesampainnya di Cianjur kami turun dari bus
jurusan Garut – Ciawi itu, kami diam di pinggir jalan dekat supermarket menunggu bus yang jurusan ke Sukabumi. Tak
lama kemudian, datang bus dari arah Bandung menuju Sukabumi. Kami ( aku &
ibu with anak-anaknya itu ) langsung naik ke dalam bus tersebut, aku merasa
sangat nyaman sekali ada di dalam bus itu karena aku seperti Napi yang baru bebas dari penjara, senangnya
luar biasa. Karena terlalu nyaman aku sampai ketiduran di dalam bus itu,
tau-tau aku sudah hampir sampai di dekat terminal Sukabumi, aku langsung
siap-siap untuk turun di dekat taman kota Sukabumi, aku ga turun di terminal
karena aku pikir kalo turun di taman kota itu bisa langsung naik angkot yang
jurusan ke Cisaat.
Sesampainya di taman kota akupun langsung
turun dari bus dan ga lupa juga aku sangat berterima kasih pada si Ibu tadi
yang aku ga sempat untuk bertanya siapa namanya, beliau baik sekali mau bareng
sama aku. Tapi ia tidak turun di taman kota karena suaminya sudah menunggu
beliau di terminal, aku sangat lega sekali karena aku sudah sampai di Sukabumi meskipun belum sampai rumah ( hehe :D ).
Selanjutnya, aku pun langsung naik angkot
yang jurusan Cisaat. Ketika aku masuk ke dalam angkot itu ternyata di dalamnya
lelaki semua !!! รถ , disitu aku kaget campur takut juga, ( bayangin aja seorang
perempuan, malam-malam kira-kira pukul 20.15 WIB naik angkot sendirian, yang
didalamnya lelaki semua ). Ketika itu adrenalin aku mulai diuji lagi, aku ga bisa
ngapa-ngapain selain berdo’a kepada allah SWT agar tidak terjadi apa-apa sama
aku. Seiring berjalannya angkot, akupun hampir sampai di tujuan, dan aku pun
turun dari angkot yang menakutkan itu dengan selamat ( Alhamdulillah ).
Ketika
aku turun dari angkot itu, aku langsung dijemput omku pake motor. Akupun sampai
rumah dengan selamat, lega, dan bangga juga karena aku mulai bisa mengalahkan
ketakutanku sepanjang perjalanan Sumedang – Sukabumi. Rasa lega pun bertambah
bahagia karena semua ketakutanku terbayar dengan kumpul dengan keluargaku,
adik-adikku yang sangat aku sayangi .
Part 1 SELESAI
Pengarang
: Intan Desty Desiyani
Terinspirasi dari pengalaman pribadi
Terinspirasi dari pengalaman pribadi
Sumedang,
31 Agustus 2013